Ciri-ciri Surat Dinas :
- Menggunakan
kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
- Menggunakan
nomor surat, lampiran, dan perihal
- Menggunakan
salam pembuka dan penutup yang baku
- Menggunakan
bahasa baku atau ragam resmi
- Menggunakan
cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
- Format
surat tertentu
Sistematika Penulisan Surat Dinas
Sistematika
penulisan surat dinas:
a.
Kepala Surat.
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (a) nama
instansi, (b) alamat lengkap, (c) nomor telepon, (d) nomor kotak pos, (e)
alamat kawat, (f) lambing/logo. Penulisan nama instansi hendaknya jangan
disingkat. Begitu juga kata jalan, telepon, kotak pos, jangan
disingkat jln., telp., pos., kotpos.
b.
Tanggal Penulisan Surat.
Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu ditulis
dengan angka. Bulan ditulis dengan huruf secara lengkap (November bukan Nov.),
dan tahun ditulis dengan angka, dan setelah tahun tidak diikuti tanda baca
apapun. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota/daerah karena nama kota dan
daerah sudah tercantum pada kepala surat.
c.
Nomor, Lampiran, dan Perihal Surat.
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis
dengan huruf awal capital, dan diikuti dengan tanda titik dua.
d.
Alamat Surat.
(1) Nama dari
penerima surat diawali huruf capital pada setiap unsurnya, bukan
menggunakan huruf kapital seluruhnya.
(2) Untuk
menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup ditulis
Yth. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. tidak diperlukan
karena kata kepadaberfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat
yang menyatakan arah.
(3) Jika
digunakan kata sapaan Bapak pada awal penerima, kata itu
hendaknya ditulis penuh, yaitu Bapak. Kata saudara cukup
ditulis Sdr.
(4) jika nama
orang yang dituju bergelar akademik atau memiliki pangkat sebelum namanya, maka
kata sapaan Bapak, Ibu, Sdr. tidak digunakan.
(5) jika ditunjukkan nama jabatan seseotang, kata
sapaan tidak digunakan.
e.
Penulisan Salam.
Salam pembuka yang lazim digunakan yaitu ungkapan dengan
hormat, dengan penulisan (Dengan hormat,) sedangkan salam penutupnya
adalah hormat kami, hormat saya, Wassalam, dengan ketentuan
yang sama dengan salam pembuka (Hormat kami,)
f.
Isi Surat.
Isi surat terdiri dari tiga bagian, yaitu
pembuka, isi/inti, dan penutup surat. Usakan untuk menggunakan bahasa yang
formal.
g.
Nama Pengirim.
Nama pengirim ditulis dibawah tanda tangan di bawah
salam penutup. Penulisan nama dapat mengikut sertakan gelar/jabatan, tetapi
tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tidak perlu diberi tanda
kurung, digaris bawah, dan tidak perlu diakhiri dengan tanda baca apapun. Tanda
tangan diperlukan sebagai keabsahan surat.
h.
Tembusan Surat.
Kata tembusan ditulis denmgan huruf awal huruf kapital
dan diikuti tanda titik dua, tanpa digarisbawahi.
Tembusan hanya digunakan jika surat itu
memerlukan tembusan. Tembusan adalah pihak-pihak yang mensdapat
tembusan/salinan surat selain yang dialamatkan.
Ketentuan tembusan:
(1) Jika
pihak yang diberi tembusan itu lebih dari satu, hendaknya diberi nomor urut
sesuai jenjang jabatan pada instansi itu. Jika tembusan hanya satu, tidak perlu
diberi nomor.
(2) Pihak
yang diberi tembusan hendaknya nama jabatan atau nama orang dan bukanm
nama kantos/instansi.
(3) Dalam
tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada Yth. atau Yth.
(4)
Dibelakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk
perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan
lain yang mengikat.
(5) Dalam
tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan Arsip atau Tertinggal karena
setiap surat resmi/dinas itu harus memiliki arsip.
i.
Inisial.
Inisial sandi ditempatkan pada bagian bawah kiri
dibawah tembusan (kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang merupakan
singkatan nama pengonsep dan pengetiksurat.
Contoh: AB/CD
AB singkatan nama pengonsep: Arjuna Bayu, CD singkatan
nama pengetik surat: Choirul Dimas.
unsur unsur surat dinas
1. kepala surat
Kepala surat biasanya diketik di sebelah kiri atas atau di tengah-tengah. Kepala suratmenyebutkan (1) nama kantor/jawatan/perusahaan/ organisasi;
(2) alamat; (3) nomor telepon;
(4) nomor kotak pos, faksimile, alamat kawat, atau e-mail
(jika ada).
2.Nama Tempat dan Tanggal
Nama tempat menunjukkan tempat surat tersebut ditulis.
Nama tempat ini tidak ditulis jika tempat pembuatan surat sama dengan alamat
yang dimuat pada kepala surat.
Tanggal surat diketik di sebelah kiri atas (bentuk
lurus penuh) atau kanan atas (bentuk setengah lurus dan Indonesia), atau di
sebelah kanan bawah. Tanggal ditulis dengan tidak disingkat tetapi dengan huruf
secara lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
3) Nomor
(1) nomor urut surat yang dikirimkan (surat keluar);
(2) kode/inisial;
(3) bulan; dan (4) tahun. Misalnya No.:
200/Diklat -1/X/2004
4) Hal/Perihal
Hal/perihal menunjukkan isi atau inti surat secara singkat.
Oleh karena itu pembaca surat dapat mengetahui masalah apa yang dituliskan
dalam surat itu. Misalnya: jadwal diklat.
Selain nomor, lampiran, dan hal, kadang-kadang
dicantumkan pula sifat surat yang dikirimkan itu. Dalam hal demikian, sifat
surat biasanya dicantumkan di bawah nomor atau di bawah hal.
5) Lampiran
Lampiran menunjukkan sesuatu yang disertakan bersama dengan surat itu, misalnyasurat keputusan, surat keterangan kesehatan dari dokter.
Penulisan kata “Nomor” dan “Lampiran” boleh disingkat,
tetapi harus dilakukan dengan taat asas. Jika “Nomor” disingkat “No.”,
“Lampiran” juga harus disingkat “Lamp.” Jika hendak ditulis lengkap, keduanya
harus ditulis lengkap. Penulisan jumlah lampiran ditulis dengan huruf jika
bilangan hanya satu atau dua kata. Akan tetapi, jika bilangan lebih dari dua
kata, gunakan angka. Misalnya: Lamp.: Empat lembar, bukan 4 (empat) lembar atau
25 lembar
Jika tidak ada yang dilampirkan, kata
“Lampiran” tidak perlu dituliskan.
6) Alamat surat
Diawali dengan Yang terhormat atau Yth. diikuti
nama atau jabatan dan alamat. Jabatan tidak diawali sapaan Bpk./Ibu. Demikian
juga dengan nama orang yang bertitel. Alamat surat tidak diakhiri tanda titik.
7) Salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat pengirim surat sebelum ia “berbicara” secaratertulis. Dalam surat resmi salam pembuka yang biasa digunakan ialah “Denganhormat,”. Penulisannya diakhiri dengan tanda koma dan ditulis dengan tidak disingkat.
8) Isi surat (tubuh)
Isi surat pada umumnya terdiri atas tiga hal , yaitu alinea pembuka, isi, dan penutup.Alinea pembuka berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadappokok surat. Isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang diberi tahukan atau yangdisampaikan kepada penerima surat. Penutup surat merupakan simpulan yang berfungsisebagai kunci isi surat. Pada umumnya, penutup berisi ucapan terima kasih terhadapsemua hal yang dikemukakan dalam isi surat atau harapan penulis surat.
9) Salam Penutup
Penulisan salam penutup diawali huruf kapital
dan diakhiri tanda koma.
10)Salam penutup diikuti tanda tangan pembuat surat, nama terang, dan jabatan; ataujabatan, tanda tangan, dan nama terang.
11) Tembusan
Tembusan (c.c.= carbon
copy) dibuat jika isi surat yang dikirimkan kepada pihak yangdituju (asli) perlu diketahui oleh pihak-pihak lain
yang berhubungan dengan surat itu.
Tembusan ditulis di sebelah kiri bawah, lurus ke atas dengan nomor, hal, dan lampiran.Jika tembusan lebih dari satu, diberikan nomor urut tembusan.